Rabu, 05 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA REMAJA


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA REMAJA


OLEH :
SUNARDI











SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN SURYA MITRA HUSADA KEDIRI 2010




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan  tugas makalah ini tepat waktu. Dan dengan mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu dan akal sehat sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA REMAJA” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah “KOMUNITAS II”.
Segala upaya telah penulis lakukan dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.Diantaranya :
1.      Agusta D. E S.Kep, Ns selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Komunitas II
2.      Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

         Penulis dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dalam penyusununan makalah ini kurang sempurna, walaupun makalah ini telah diseleseikan dengan segenap kemampuan, pemikiran dan usahanya, dan kiranya sangatlah membantu penyempurnaan makalah ini jika pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan yang jelasnya mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada gading yang tak retak” begitu juga dengan keadaan makalah ini sekali lagi penulis mohon maaf jika makalah ini kurang sempurna. Dan semoga makalah dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

            Kediri, 27 Oktober 2010

        Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa. Tahap perkembangan yang rawan. Masalah yang paling banyak ditemukan :  kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol, kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan, perilaku kekerasan dan malnutrisi.
1.2  Tujuan
-          sebagai tugas akhir mata kuliah komunitas II
-          memberikan sumber informasi kepada para mahasiswa














BAB II
ISI
2.1  PENGERTIAN
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.
• Remaja awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja akhir (18-21 Thn)
2.2  PERKEMBANGAN
a. Perkembangan Kognitif Remaja
Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ; aljabar.
Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
-          Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
-          Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
-          Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
-          Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
-          Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1. Konsep diri
2. Evaluasi diri
3. Harga diri
4. Efikasi diri
5. Kepercayaan diri
6. Tanggung jawab
7. Komitmen
8. Ketekunan
9. Kemandirian
2.3 REMAJA DALAM KELUARGA
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang norma-norma sosial).
Sebab-sebab umum pertentangan
dengan keluarga adalah :
-          standart perilaku
-          Metode disiplin
-          Hubungan dengan saudara kandung
-          Merasa jadi korban
-          Sikap yang sangat kritis
-          Besarnya kelurga
-          Perilaku yang kurang matang
-          Memberontak terhadap sanak keluarga
Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga
(Dariyo, 2004)
1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
-          Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan sampai terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)
-          Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau konflik antara anak yang satu dengan yang lain)

Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:

1.  Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan  kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2.  Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

3.  Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

4.  Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.
Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:

1.  Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung.

2.  Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

3.  Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan.


2.4 Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja
1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
2.5 Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1.     Penguasaan Kognitif
-          Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
-          Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2.     Conformity (penyesuaian)
     -      pengakuan kelompok
3.     Perilaku terkontrol
     -        Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
     -        Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4.     Fantasi
           -      Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5.     Aktivitas gerak






BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA

3.1 Pengkajian
• Identitas
• Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
• Lingkungan
• Struktur keluarga
• Fungsi keluarga
• Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
•Status kesehatan sekarang dan masalalu
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola nutrisi
• Pola eliminasi
• Pola istirahat
• Pola kognitif persepsual
• Pola toleransi stress/koping
• Pola seksualitas dan reproduksi
• Pola peran dan hubungan
• Pola nilai dan kenyakinan
• Penampilan umum
• Perilaku selama wawancara
• Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
• Kemampuan interaksi
• Stresor jangka pendek & jangka panjang

3.2 Masalah keperawatan yang muncul
• Koping individu tidak efektif
• Perilaku destruktif
• Depresi
• Nutrisi kurang/lebih
• Resiko terjadi cedera
• Resiko terjadi penyimpangan seksual
• Kurang perawatan diri
• Distress spritual
• Resiko penyalahgunaan obat
• Potensial peningkatan kebugaran fisik
• Potensial peningkatan aktualitasi diri.
• Konflik keluarga
• Gangguan citra tubuh

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga
Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis) berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada remaja.
Perencanaan.
Diskusikan faktor penyebab
Diskusikan tugas perkembangan keluarga
Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membuat alternatif
3.4 Implementasi
Mendiskusikan faktor penyebab
Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga
Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
3.5 Evaluasi
• Koping individu efektif
• Perilaku konstruktif
• Tidak terjadi depresi
• Nutrisi terpenuhi
• Tidak terjadi terjadi cedera

















DAFTAR PUSTAKA