BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Mioma uterus adalah pertumbuhan
jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos dalam dinding uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal jugadengan istilah
fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.
Berdasarkan otopsi, novack
menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang
berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39
– 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, myoma uteri ditemukan menjadi penyakit 5 besar yang ditemukan
di poli kandungan sepanjang tahun ini.
Beberapa upaya pengobatan yang
sampai saat ini sudah dilakukan adalah
dengan pembedahan, radioterapi dan observasi ( pada myoma yang masih kecil )
dengan kontrol setiap 3-6 bulan.
Peran serta perawat dalam perawatan
pasca bedah / histerektomi sangat besar, bukan saja dalam hal perawatan luka
bekas opersi tetapi juga kesiapan klien menghadapi kenyataan secara psikis.
2.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien post-op histerektomi
atas indikasi myoma uteri.
Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian myoma uteri
Mengetahui penyebab atau factor predisposisi dan
presipitasi pada klien myoma uteri
Mengetahui diagnosa yang muncul pada klien post opersi
histerektomi dengan indiksi myoma uteri.
Mengetahui kesenjangan antara konsep dasar teori dengan
penerapan nyata di lapangan.
3.
Batasan Masalah
Pembahasan masalah pada makalah
ini hanya terbatas pada asuhan keperawatan pada klien post operasi histerektomi
atas indikasi myoma uteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- PENGERTIAN
·
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang beasal
dari otot uterus. Dikenal juga dengan istilah fibromatosa, leimioma atau
fibroid. ( Sarwono, 1999 )
·
Merupakan jenis tumor uterus yang paling sering.
Dapat bersifat tunggal atau ganda, dan dapat mencapai ukuran besar. Perubahan
ke arah malignasi adalah jarang dan presentasi mioma tidak meningkatkan
kecendeungan terjadinya kanker cerviks atau endometrium. Konsistensi keras,
dengan batas kapsul yang jelas, sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.
·
Dilaporkan, tidak pernah terjadi setelah
menopause, bahkan yang telah adapun biasanya mengecil bila mendekati masa
menopause.
- ETIOLOGI
Walaupun mioma
uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun hasil penelitian Miller dan
Lipschulz yang mengutarakan bahwa terjadinya mioma uteri tergantung pada
sel-sel imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang
terus menerus oleh estrogen.
Namun demikian,
beberapa factor yang dapat menjadi factor pendukung terjadinya mioma adalah :
wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetic, zat-zat karsinogenik,
sedangkan yang menjadi factor pencetus dari terjadinya myoma uteri adalah
adanya sel yang imatur dan terjadi pada grandemultipara.
- JENIS
Berdasarkan posisi mioma terhadap
lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi menjadi ;
1.
Myoma Submukosum
Myoma yang tumbuh dibawah
endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
2.
Myoma Intramural
Myoma terdapat di dinding uterus
diantara serabut miometrium
3.
Myoma Subserosum
Apabila tumbuh keluar dinding
uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi serosa.
- TANDA DAN GEJALA
Adanya myoma tidak selalu memberikan gejala karena itu myoma
sering ditemukan tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan ginekologik.
Gejala yang ditemukanpun sangat tergantung pada tempat sarang myoma itu berada,
besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi ( Sarwono, 1999 ).
Adapun tanda-tanda yang umumnya
terjadi adalah :
·
Tumor massa, dibawah perut
Sering kali penderita pergi ke
dokter oleh karena adanya gejala ini.
·
Perdarahan yang abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi
umumnya adalah hipermenorea, menorragi, dan dapat juga terjadi metroragia.
Beberapa factor yang menjdi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
-
pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia
endometrium sampai adenokarsinoma endometrium.
-
Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
-
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
-
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena
adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
·
Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas
tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang myoma, yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan
·
Gejala dan Tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar
dan tempat moma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri,
pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi dan
tenesia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan
edema tungkai dan nyeri panggul.
·
Infertilitas dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila
sarang mioma menutup atau menekan atau menutup pars interstitial tuba,
sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena
distorsi rongga uterus.
- PENANGANAN DAN PENGOBATAN
Rawat inap darurat diindikaikan apabila perdarahan mengancam
jiwa atau nyeri akut abdomen. Perencanaan tata laksana harus disesuaikan dan
spesifik atas pertimbangan : keparahan gejala, keinginan mempunyai anak di
kemudian hari, dan ukuran tumor.
1.
Kuretagge endometrium
Dapat mengidentifikasi kelainan pada endometrium da
menyingkirkan kemungkinan keganasan endometrium. Apabila leiomioma ukurannya
kecil, tidak mengubah rongga endometrium dan apabila endometrium menunjukkan
perdarhan anvoluntair maka dapat dipertimbangkan untuk menekanovarium dengan
tablet kombinasi estrogen-progestrin. Hormon – hormon tersebut harus digunakan
dengan hati-hati, karena dapat membangkitkan leiomioma yang sudah ada.
2.
Pengobatan operatif ( Miomektomi dan Histerektomi )
Miomektomi dianjurkan apbila pasien hendak mempertahankan
atau meninkatkan potensinya untuk hamil.
Histerektomi merupakan pengobatan definitive untuk gejala
yang persisten. Namun, hiterektomi dianjurkan bagi pasien-pasien simptomatik
yang tidak lagi menghendaki anak di kemudian hari.
3.
Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi
sehingga penderita mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya
dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
·
Darah
lengkap (DL)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.
Resiko
tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekwatnya peristaltik usus
2.
Gangguan
aktifitas berhubungan dengan kelemahan
3.
Gangguan
rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi
4.
Gangguan
harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan mempunyai anak.
5.
Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada kulit atau jaringan
6.
Kurang
pengetahuan tentang
7.
Resiko
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan pembatasan cairan peroral
8.
Resiko
tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pasca operatif.
RENCANA KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
RENCANA
KEPERAWATAN
|
RASIONAL
|
1.
|
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka
operasi
Resiko gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pembatasan masukan peroral
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat
Kurang pengetahuan tentang
prognosisi, perkembanagn penyakit dan perawatan serta pengobatan pasca
operatif.
Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan pasca opersi
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya
interupsi mekanis pada kulit tau jaringan.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan
mempunyai anak.
|
-
Mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol
-
Tampak santai, dapat beristirahat / tidur dan ikut
beraktivitas sesuai kemampuan.
-
Mempertahankan/menunjukkan perubahan keseimbangan
cairan, dibuktikan oleh keluaran urine yang adekuat, tanda-tanda vital
stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
-
Pola diet dengan masukan kalori adekuat untuk
meningkatkan/mempertahankan berat badan yang tepat.
-
Menuturkan pemahaman kondisi, efek prosedur dan
pengobatan
-
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan
ikut serta dalam progam perawatan.
Perfusi jaringan adekuat dengan tanda-tanda: tanda vital
stabil, adanya denyut nadi perifer yang kuat, kulit hangat/kering, kesadaran
normal, pengeluaran urine sesuai dengan individu.
-
Terjadi penyembuhan luka
-
Mendemonstrasikan tingkah laku / teknik untuk
meningkatkan kesembuhan dan untuk mencegah koplikasi.
-
Menunjukkan teknik/ perilaku yang memampukan kembali
melakukan aktivitas.
-
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi
aktivitas.
Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi
terhadap perubahan pada citra tubuh
|
-
Catat umur dan berat pasien, masalah
medis/psikologis yang muncul kembli, sensitivitas idiosinkratik analgetik dan
proses intra operasi (lokasi, ukuran, zat-zat anestesi) yang digunakan.
-
Evaluasi rasa sakit secara reguler (mis setiap 2 jam
x 12) catat karakteristik, lokasi dan intensitas.
-
Catat munculnya rasa cemas/takut dan hubungkan
dengan lingkungan dan persiapkan untuk prosedur
-
Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardi,
hipetnsi dan peningkatan pernapasan, bahkan jika pasien menyangkal adanya
rasa sakit
-
Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain
dari prosedur operasi.
-
Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan,
sesuai kebutuhan.
-
Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi
fowler, miring
-
Dorong menggunakan teknik relaksasi, misalnya
latihan napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi.
-
Berikan perawatan oral reguler
-
Observasi efek analgesik
-
Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
-
Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran
mukosa, turgor kulit.
-
AwAi jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur haluaran
urine dengan akurat
-
Identifikasi rencana untuk
meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan optimal mis jadwal masukan
cairan
-
Kaji hasil test fungsi elektrolit (kolaborasi)
-
Berikan/awasi hipealimentasi IV
-
Kaji peristaltik usus klien
-
Pantau keadekuatan intake per parenteral
-
Berikan masukan peroral bila peristaltik baik dan
tidak ada kontra indikasi.
-
Kolaborasi pemberian parenteral
-
Tinjau ulang pembedahan/prosedur khusus yang
dilakukan dan harapan masa datang
-
Tinjau ulang dan minta pasien/orang terdekat untuk
menunjukkan perawatan luka/balutan jika diindikasikan. Identifikasi sumber-sumber
untuk persediaan.
-
Kaji tingkat pemahaman klien
-
Diskusikan terapi obat-obatan, meliputi penggunaan
resep dan anlgesik
-
Tekankan pentingnya kunjungan lanjutan
-
Libatkan orang terdekat dalam program pengajaran.
Menyediakan instruksi tertulis/materi pengajaran.
-
Ubah posisi secara perlahan di tempat tidur dan pada
saat pemindahan (terutama pada pasien yang mendapatkan obat anestesi
Fluothene)
-
Bantu latihan rentang gerak, meliputi latihan aktif
kaki dan lutut
-
Bantu dengan ambulasi awal
-
Cegah dengan menggunakan bantal yang diletakkan
dibawah lutut. Ingatkan pasien agar tidak menyilangkan kaki atau duduk dengan
kaki trgntung lama.
-
Kaji ekstremitas bagiian bawah seperti adany
eritema, tanda Homan positif.
-
Pantau tanda-tanda vital, palpasie denyut nadi perifer, catat suhu/warna dan
pengiisian kapiler. Evaluasi waktu dan pengeluaran urine.
-
Kolaborasi pemberian cairan IV/ produk-produk darah
sesuai kebutuhan.
-
Berikan obat-obatan antiembolik sesuai indikasi.
-
Beri penguatan pada balutan awal/penggantian sesuai
indikasi. Gunakan teknik aseptic yang ketat.
-
Secara hati-hati lepaskan perekat (sesuai arah
pertumbuhan rambut) dan pembalut padawaktu mengganti.
-
Gunakan sealant/barier kulit sebelum perekat jika diperlukan. Gunakan perekat
yang halus/ silk (hipoalergenik) untuk membalut luka yang membutuhkan
pergantian balutan yang sering.
-
Periksa tegangan balutan. Beri perekat pada pusat
incisi menuju ke tepi dati balutan luka. Hindai menutup pada seluruh
ekstremitas.
-
Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan
integritas kulit.
-
Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka.
-
Pertahankan ketepatan salran pengeluaran cairan,
berikan kantong penampung cairan pada drain/insisi yang mengalami pengeluaran
yang berbau.
-
Tinggikan daerah opersi sesuai dengan kebutuhan.
-
Tekan arealatau insisiabdominal dan dada dengan
menggunakan bantal selama batuk atau bergerak.
-
Ingatkan pasien untuk tidak menyentuh daerah luka
-
Biarkan terjadi kontak antara luka dengan udara
sesegera mungkin tutup dengan kain kasa tipis/bantalan sesuai kebutuhan.
-
Bersihkan permukaan kulit dengan menggunakan hidogen
peroksida atau dengan air yang mengalir dan sabun lunak setelah daerah insisi
ditutup.
-
Berikan es pada daerah luka jika dibutuhkan.
-
Gunakan korset pada abdomen bila dibutuhkan.
-
Iriigasi luka dengan menggunkana debridement sesuai
kebutuhan.
-
Tingkatkan tirah baring atau duduk. Berikan
lingkungan yang tenang. Batasi pengunjung sesuai keperluan.
-
Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit
yang baik.
-
Lakukan tugas dengan cepat sesuai dengan toleransi.
-
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu
melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
-
Dorong penggunaanteknik manajemen stress, contoh
relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas
hiburan yang tepat, contohnya menonton TV, mendengarkan radio atau membaca.
-
Berikan waktu untuk mendengarkanmasalah dan
ketakutan pasien dan orang terdekat. Diskusikan persepsi diri pasien
sehubungan denganantisipasi perubahan dan pola hidup khusus.
-
Kaji strss emosi klien. Identifikasi kehilangan pada
klien / orang terdekat. Dorong klien untuk mengekspresikan dengan tepat.
-
Berikan informasi akurat, kuatkan informasi yang
didapat sebelumnya.
-
Ketahui kekuatan individu, dan identifikasi perilaku
koping positif sebelumnya.
-
Berikan lingkungan terbuka pada klien untuk
mendiskusikan masalah seksualitas.
-
Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap diri
negatif, penggunaan penolakan atau terlalu memasalahkan perubahan actual/
yang ada.
- Rujuk konseling ke professional sesuai kebutuhan (
kolaborasi )
|
-
Pendekatan pada manajemen rasa sakit pasca opersi
berdasarkan kepada faktor-faktor variasi multiple.
-
Sediakan informasi mengenai kebutuhan/efektivitas
intervensi.
-
Perhatikan hal-hal yang tidak dikethui (mis. Hasil
biopsi) dan/atau persiapan inadekuat dapat memperburuk persepsi pasienakan
rasa sakit.
-
Dapat mengindikasikan rasa sakit akut dan
ketidaknyamanan
-
Ketidaknyamanan mungkin disebabkan/diperburuk dengan
penekanan pada kateter indwelling yang tidak tetap, selang NG, jarum
parenteral.
-
Pahami penyebab ketidaknyamanan
-
Mungkin mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
sirkulasi. Posisi semi fowler dapat mengurangi tegangan otot abdominal dan
otot punggung artritis, sedangkan miring mengurangi tekanan dorsal.
-
Lepaskan tegangan otot; tingkatkan perasaan kontrol
yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan koping.
-
Mengurangi ketidak nyamanan yang dihubungkan dengan
membran mukosa yang kering pada zat-zat anestesi, restriksi oral.
-
Respirasi mungkin menurun pada pemberian narkotik,
dan mungkin menimbulkan efek-efek sinergistik dengn zat-zat anestesi.
-
Analgesik IV akan dengan segera mencapai pusat rasa
sakit, menimbulkan penghilangan yang lebih efektif dengan dosis kecil.
-
Indikasi keadekuatan volume sirkulasi. Hipotensi
ortostatik dapat terjadi dengan resiko jatuh/vedera segera setelah perubahan
posisi
-
Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang
berdampak pada keseimbangan elektrolit.
-
Melibatkan pasien dalam rencana untuk memperbaiki
ketidakseimbangan memperbaiki kesempatan untuk berhasil.
-
Perpindahan cairan elektrolit, penurunan fungsi
ginjal dapat meluas mempengaruhi penyembuhan pasien/prognosis dan memerlukan
intervensi tambahan.
-
Tindakan darurat untuk memperbaiki ketidakseimbangan
cairan/elektrolit.
-
Kembalinya peristaltik usus menendakan keadekuatan
sistem gastrointestinal setelah diistirahatkan karena anestesi
-
Pengganti masukan peroral melalui perparenteral
selama bisisng usus belum kembali normal
-
Latihan dimulai dari yang halus sampai akhirnya yang
lebih kasar
-
Pengganti masukan peroral.
-
Sediakan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan.
-
Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan
meningkatkan kemandirian
-
Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran
pasca operasi.
-
Meningkatkan kerjasama dengan regimen; mengurangi
risiko reaksi merugikan/efek-efek yang tidak menguntungkan.
-
Memantau perkembangan penyembuhan dan mengevaluasi
keefektifan regimen.
-
Memberikan sumber-sumber tambahan untuk referensi
setelah penghentian.
-
Mekanisme vasokonstriksi ditekan dan akan bergerak
dengan cepat pada kondisi hipotensi
-
Menstimulasi sirkulasi perifer, membantu mencegah
terjadinya vena statis sehingga menurunkan resiko pembentukan thrombus.
-
Meningkatkan sirkulasi dan mengembalikan fungsi
normal organ
-
Mencegah terjadinya sirkulasi vena statis dan
menurunkan risiko tromboplebitis.
-
Sirkulasi mungkin harus dibatasi untuk
beberapaposisi selama proses opersi, sementara itu obat-obatan anestesi dan
menurunkan aktivitas dengan mengganggu tonusitas vasomotor, kemungkinan
bendungan vascular dan peningkatan risiko pembentukantrombus.
-
Merupakan indicator dari volume sirkulasi dan fungsi organ/perfusi
jaringan yang adekuat.
-
Mempertahankan volume sirkulasi, mendukung terjadinya
perfusi jaringan.
-
Meningkatkan pengembalian aliran vena dan mencegah
aliran vena stati untuk menurunkan risiko trombosis.
-
Lindungi luka dari perlukaan mekanis dan
kontaminasi. Mencegah akumulasi cairan yang dapat menyebabkan ekskoriasi.
-
Mengurangi risiko trauma kulit dan gangguan pada
luka.
-
Menurunkan
resiko terjadinya trauma kulit atau abrasi dan memberikan perlindungan
tambahan untuk kulit atau jaringan yang halus.
-
Dapat mengganggu atau membendung sirkulasi pada luka
sekaligus bagian distal dari ekstremitas.
-
Pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan
luka/berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi
yang lebih serius.
-
Menurunnya
cairan menandakan adanya evolusi dari proses penyembuhan, apabila pengeluaran
cairan terus menerus atau adanya eksudat yang bau menunjukkan terjadinya
komplikasi
-
Failitasi letak kantong dekat luka, menurunkan
risiko terjadinya infeksi dan kecelakaan secara kimiawi pada jaringan / kulit
-
Meningkatkan pengembalian aliran vena dan menurunkan
pembentukan edema.
-
Menetralisasi tekanan pada luka, meminimalkan risiko
terjadinya ruptur/dehidens
-
Mencegah kontaminasi luka.
-
Membantu mengeringkan luka dan memfasilitasi proses
penyembuhan luka. Pemberian cahaya mungkindiperlukan untuk mencegah iritasi
bila tepi luka/sutura bergesekan dengan pakaian/linen.
-
Menurunkan kontaminasi kulit, membantu dalam
membersihkan eksudat.
-
Menurunkan pembentukan edema yang mungkin
menyebabkan tekanan yang tidak dapat diidentifikasi pada luka selama periode
pasca opersi tertentu.
-
Memberi pengencangan tambahan pada insisi yang
berisiko tinggi ( misalnya pada pasien yang obesitas )
-
Membuang jaringan nekrotik/luka eksudat untuk
meningkatkan penyembuhan.
-
Meningkatkan ketenagan dan istirahat. Menyediakan
energi yang digunakan untuk penyembuhan.
-
Meingkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan
tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kerusakan jaringan.
-
Memungkinkan periode istirahat tanpa gangguan.
-
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini
dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode
istirahat.
-
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kemabali perhatian dan dapt meningkatkan koping.
-
Memberikan minat dan perhatian; memberikan
kesempatan untuk memperbaiki kesalahn konsep, contoh wanita tajut kehilangan
kewanitaannya dan seksualitasnya, peningkatan berat badan dan perubahan
tkarena menopause.
-
Perawat perlu menyadari apakah arti tindakan ini
terhadap pasien untuk menghindari tindakan kurang hati-hati atau terlalu
menyendiri. Wanita merasa takut akan ketidakmampuan memenuhi peran reproduksi
dan mengalami kehilangan.
-
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
dan mengasimilasi informasi.
-
Membantu dalam membuat kekuatan yang telah ada bagi
klien untuk digunakan dalam situasisaat ini.
-
Meningkatkan saling berbagi keyakinan / nilai
tentang subyek sensitive dan mengidentifikasi kesalahan konsep/ mitos yang
dapt mempengaruhi penilaian situasi
-
Mengidentifikasi tahap kehilangan/ kebutuhan
intervensi.
-
Mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mengatasi
perasan kehilangan.
|
Kak pengen tau daftar pustakanya plisss respon kak
BalasHapusKak pengen tau daftar pustakanya plisss respon kak
BalasHapus